Menteri Perdagangan Budi Santoso baru-baru ini mengumumkan ekspor adonan roti sebanyak 2 ton dari PT Juara Roti Indonesia ke Uni Emirat Arab, dengan nilai mencapai Rp 200 juta. Kegiatan pelepasan ekspor tersebut berlangsung di pabrik PT Juara Roti yang berada di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, dan menunjukkan komitmen industri lokal untuk melebarkan sayap ke pasar global.
Ekspor ini menjadi sorotan bukan hanya karena jumlah dan nilai materi, tetapi juga sebagai simbol kemajuan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dalam dunia perdagangan internasional. Keberhasilan Roti Ropi membuktikan bahwa produk lokal mampu bersaing bahkan di market yang lebih luas, seperti negara Timur Tengah.
Mendag Budi Santoso memberikan dukungan penuh terhadap langkah strategis ini dan menyebutnya sebagai contoh nyata bagaimana UMKM bisa menguasai pasar sekaligus menembus gelombang ekspor. Ia berharap momen ini bisa menjadi inspirasi bagi pebisnis kecil lain di Indonesia untuk mengikuti jejak yang sama.
Peresmian Pabrik Roti Ropi Sebagai Langkah Strategis dalam Produksi
Dalam kesempatan yang sama, Mendag Budi Santoso juga meresmikan pabrik baru Roti Ropi di Desa Delanggu, Klaten. Kehadiran pabrik ini diharapkan dapat meningkatkan kapasitas produksi dan memenuhi permintaan pasar baik domestik maupun internasional.
Pabrik baru ini bukan hanya berfungsi sebagai fasilitas produksi, tetapi juga sebagai pusat inovasi untuk mengembangkan produk roti yang lebih bervariasi. Dengan peningkatan kapasitas, Roti Ropi akan lebih mampu memenuhi kebutuhan konsumen di berbagai negara.
Mendag Budi menekankan bahwa bahkan pelaku usaha dari desa pun memiliki kesempatan untuk terlibat dalam kegiatan ekspor. Dengan dukungan yang tepat, mereka dapat menikmati hasil dari pasar global dan bersaing di tingkat internasional.
Program Desa Bisa Ekspor: Membuka Peluang untuk UMKM
Kementerian Perdagangan melalui program Desa Bisa Ekspor telah mengidentifikasi 741 desa yang berpotensi untuk menembus pasar luar negeri. Program ini bertujuan untuk memberikan pelatihan dan dukungan kepada pelaku usaha di desa agar produknya dapat diterima secara global.
Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, Kemendag melakukan kurasi produk dan memberikan pelatihan tentang manajemen, pengemasan, serta cara memasarkan produk. Hal ini menjadi sangat penting untuk memastikan produk desa memiliki nilai jual yang kompetitif.
Salah satu tantangan terbesar adalah kurangnya standardisasi produk, yang menjadi fokus perhatian program ini. Dengan bantuan dan pendampingan, diharapkan produk dari desa bisa memenuhi kriteria yang diperlukan untuk menembus pasar luar negeri.
Fasilitasi Ekspor Melalui Kantor Perwakilan Dagang di Luar Negeri
Untuk mendukung kegiatan ekspor, Kementerian Perdagangan juga memiliki 46 perwakilan dagang yang tersebar di 33 negara. Hal ini memberikan akses yang lebih luas bagi pelaku usaha lokal untuk terhubung dengan pasar internasional.
Sepanjang periode Januari hingga November 2025, tercatat 581 kegiatan penjajakan bisnis telah dilaksanakan, mencakup berbagai aktivitas promosi produk dan pertemuan dengan calon pembeli. Ini merupakan langkah proaktif untuk menjembatani kesenjangan antara pelaku usaha lokal dan pasar global.
Nilai transaksi dari kegiatan ini mencapai USD 134,4 juta, mencerminkan potensi besar yang dimiliki pelaku UMKM di Indonesia. Dengan adanya berbagai fasilitas, diharapkan mereka dapat lebih siap dalam memenuhi permintaan pasar global dan meningkatkan daya saing produk dalam negeri.
Kreasi dan Inovasi dalam Dunia Roti: Menjadi Penggerak Ekonomi Lokal
Semua ini merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk membangun ekosistem yang lebih baik bagi pelaku usaha. Dengan dukungan dan fasilitas yang tepat, UMKM dapat berkembang dan berkontribusi pada perekonomian lokal.
Inovasi dalam produk roti juga sangat penting, terutama untuk memenuhi selera konsumen yang terus berubah. Dengan kreativitas yang tinggi, Roti Ropi dapat menghadirkan produk yang unik dan menarik untuk pasar yang lebih luas.
Roti Ropi, sebagai salah satu pelopor di bidangnya, perlu terus berinovasi agar tetap relevan. Penelitian dan pengembangan produk harus menjadi prioritas untuk menjaga keberlanjutan di tengah persaingan yang ketat.



