Ambisi Besar – Dalam upaya mendukung tercapainya program swasembada pangan pada tahun 2028, pemerintah terus mempercepat pembangunan bendungan di seluruh wilayah Indonesia. Wakil Menteri Pekerjaan Umum (PU), Diana Kusumastuti, mengungkapkan bahwa proyek ini menjadi prioritas strategis untuk memastikan ketersediaan air yang memadai bagi sektor pertanian, yang merupakan tulang punggung ketahanan pangan nasional.
Bendungan-bendungan ini dirancang untuk mengoptimalkan pengelolaan sumber daya air, termasuk pengairan sawah, pengendalian banjir, hingga penyediaan air baku untuk kebutuhan masyarakat dan industri. Dengan infrastruktur ini, pemerintah berharap dapat menciptakan ekosistem pertanian yang lebih tangguh dalam menghadapi tantangan perubahan iklim dan krisis air di masa depan.
Proyek ini bukan hanya sekadar pembangunan fisik, tetapi juga komitmen besar pemerintah untuk menjadikan Indonesia sebagai negara yang mandiri dalam memenuhi kebutuhan pangannya sendiri.
Indeks Ketahanan Air, Kunci Swasembada Pangan 2028
Wakil Menteri Pekerjaan Umum, Diana Kusumastuti, menekankan pentingnya meningkatkan indeks ketahanan air Indonesia untuk mendukung tercapainya swasembada pangan pada tahun 2028. Menurut Diana, target indeks ketahanan air yang harus dipenuhi adalah 200 meter kubik per kapita per tahun, dengan distribusi yang merata di seluruh wilayah Indonesia.
“Kalau distribusi air tidak merata, maka swasembada pangan sulit tercapai,” ujar Diana saat menghadiri acara di GIK UGM, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, pada Sabtu (16/11) malam.
Sebaran air yang merata sangat penting untuk memastikan ketersediaan pasokan air bagi sektor pertanian di berbagai wilayah, terutama daerah-daerah yang rawan kekeringan. Dengan meningkatkan kapasitas dan pemerataan distribusi air, bendungan yang dibangun pemerintah diharapkan mampu memenuhi kebutuhan irigasi, mengurangi risiko gagal panen, serta mendukung produktivitas pertanian nasional.
Langkah ini menjadi strategi utama pemerintah untuk memastikan keberlanjutan ketahanan pangan Indonesia di masa depan.
Potensi Air Permukaan dan Peran Bendungan dalam Swasembada Pangan
Indonesia memiliki potensi luar biasa dalam hal ketersediaan air permukaan, dengan jumlah mencapai 2,78 triliun meter kubik per tahun. Namun, potensi besar ini membutuhkan pengelolaan yang efektif agar dapat dimanfaatkan secara maksimal untuk memenuhi berbagai kebutuhan, termasuk mendukung target swasembada pangan dan energi, menyediakan irigasi, serta memenuhi kebutuhan air baku masyarakat.
“Salah satu teknologi yang dapat mendukung upaya tersebut adalah pembangunan bendungan,” ujar Wakil Menteri Pekerjaan Umum, Diana Kusumastuti.
Program Strategis Pembangunan Bendungan
Diana menjelaskan, pemerintah telah memprioritaskan pembangunan bendungan sebagai infrastruktur kunci untuk mengoptimalkan pengelolaan air.
- Hingga tahun 2014, pemerintah telah menyelesaikan pembangunan 187 bendungan.
- Pada periode 2015–2024/2025, sebanyak 61 bendungan tambahan direncanakan selesai dibangun.
- Sejak tahun 2021, 11 bendungan baru mulai dibangun di berbagai wilayah Indonesia.
Dengan total 259 bendungan yang telah dan sedang dibangun, pemerintah berupaya memperluas kapasitas tampungan air yang ada untuk memastikan distribusi air lebih merata dan efisien. Langkah ini diharapkan mampu mengatasi tantangan kekeringan, meningkatkan produktivitas pertanian, serta mendukung ketahanan pangan dan energi nasional.
Bendungan sebagai Pilar Ketahanan Air dan Pangan
Bendungan tidak hanya menjadi solusi teknis, tetapi juga strategi jangka panjang untuk meningkatkan ketahanan air. Infrastruktur ini berfungsi sebagai sumber pasokan air yang stabil untuk pertanian, pengendalian banjir, serta pemenuhan kebutuhan domestik dan industri.
Langkah ambisius ini menjadi bukti komitmen pemerintah untuk memanfaatkan sumber daya air yang melimpah guna memastikan kesejahteraan masyarakat dan kemandirian bangsa dalam bidang pangan dan energi.
Bendungan dan Tantangan Pembangunan Infrastruktur Air di Indonesia
Meski pemerintah telah merancang pembangunan 259 bendungan sebagai bagian dari program strategis nasional, Wakil Menteri Pekerjaan Umum Diana Kusumastuti mengingatkan bahwa angka ini masih kecil dibandingkan negara-negara lain seperti China yang telah memiliki ribuan bendungan. “259 bendungan itu belum ada artinya dibandingkan negara lain. Masih ada banyak upaya yang harus kita lakukan, terutama untuk mendukung swasembada pangan, air, dan energi,” ujarnya.
Kontribusi Bendungan pada Swasembada Pangan dan Energi
Pembangunan bendungan memainkan peran vital dalam pencapaian swasembada pangan, melalui layanan irigasi yang mampu mencakup 1.271.415 hektare lahan pertanian. Selain itu, bendungan juga berkontribusi pada swasembada energi, dengan potensi menambah kapasitas energi listrik hingga 15.627,83 MW.
Tak hanya itu, pemerintah menargetkan untuk meningkatkan ketahanan air nasional menjadi 59,59 meter kubik per kapita per tahun, sebuah langkah penting dalam memastikan ketersediaan air yang cukup untuk kebutuhan domestik, industri, dan pertanian.
Tantangan Ketidakmerataan Sebaran Bendungan
Kendati langkah pembangunan bendungan terus dilakukan, tantangan utama yang dihadapi adalah ketidakmerataan sebaran lokasi bendungan di berbagai wilayah Nusantara. Diana menyoroti wilayah seperti Kalimantan, di mana hanya sebagian kecil yang memiliki ketahanan air lebih dari 120 meter kubik per kapita per tahun, sementara banyak daerah lain masih membutuhkan infrastruktur tambahan untuk memenuhi kebutuhan air.
Hal ini menegaskan perlunya perencanaan yang lebih komprehensif untuk memastikan pembangunan bendungan tidak hanya mencukupi secara jumlah tetapi juga terdistribusi dengan baik, sehingga manfaatnya dapat dirasakan merata oleh seluruh masyarakat Indonesia.
Target Pembangunan Bendungan untuk Swasembada Pangan
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus mempercepat pembangunan bendungan untuk mencapai target swasembada pangan pada 2028. Wakil Menteri PUPR, Diana Kusumastuti, mengungkapkan bahwa beberapa wilayah Indonesia masih memiliki indeks ketahanan air nol meter kubik per kapita per tahun, yang menjadi tantangan utama dalam memastikan keberhasilan program ini. “Kita harus mencari solusi agar swasembada pangan tetap bisa tercapai di 2028,” tegasnya.
Enam Bendungan Dijadwalkan Selesai pada Akhir 2024
Direktur Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PUPR, Bob Arthur Lombogia, menambahkan bahwa pemerintah akan menyelesaikan enam bendungan pada akhir tahun ini. Bendungan tersebut meliputi:
- Keureuto
- Rukoh
- Jlantah
- Sidan
- Meninting
- Marangkayu
Menurut Bob, beberapa bendungan direncanakan selesai pada akhir November, sementara sisanya akan rampung pada awal Desember. Kehadiran bendungan-bendungan ini diharapkan dapat memperkuat ketahanan air di berbagai wilayah serta mendukung kebutuhan irigasi untuk meningkatkan produktivitas pertanian.
Komitmen Presiden untuk Swasembada Pangan
Presiden Prabowo Subianto sebelumnya menegaskan komitmen pemerintah untuk membawa Indonesia mencapai swasembada pangan dalam empat hingga lima tahun ke depan. Pembangunan infrastruktur seperti bendungan menjadi salah satu pilar utama untuk mewujudkan janji tersebut.
Dengan penyelesaian bendungan strategis dan pengelolaan air yang lebih baik, pemerintah optimis dapat menciptakan ketahanan pangan yang berkelanjutan serta mendukung kesejahteraan masyarakat di seluruh Nusantara.
Prabowo: Indonesia Harus Mandiri dalam Pemenuhan Pangan
Presiden Prabowo Subianto menegaskan pentingnya kemandirian Indonesia dalam memenuhi kebutuhan pangan seluruh rakyat. Dalam pidatonya di Gedung MPR RI, Jakarta Pusat, pada Minggu (20/10), Prabowo mengungkapkan ambisinya untuk membawa Indonesia mencapai swasembada pangan dalam waktu sesingkat mungkin.
“Saudara-saudara sekalian, saya canangkan RI harus swasembada pangan dalam waktu sesingkat-singkatnya. Kita tidak boleh bergantung makan dari luar,” ujar Prabowo dengan penuh keyakinan.
Target: Swasembada Pangan dan Menjadi Lumbung Pangan Dunia
Prabowo menyebutkan bahwa dengan dukungan para pakar dan strategi yang matang, ia yakin Indonesia dapat mencapai swasembada pangan paling lambat dalam empat hingga lima tahun setelah 2024. Tidak hanya itu, Prabowo juga menegaskan visi besarnya untuk menjadikan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia.
“Saya yakin paling lambat empat tahun, lima tahun (setelah 2024), kita swasembada pangan. Bahkan, kita siap jadi lumbung pangan dunia,” tambahnya.
Komitmen untuk Ketahanan Pangan
Langkah menuju swasembada pangan mencakup berbagai strategi, termasuk pembangunan infrastruktur pendukung seperti bendungan, optimalisasi lahan pertanian, serta pengelolaan sumber daya air yang lebih baik. Ambisi besar ini juga menegaskan komitmen pemerintah untuk mengurangi ketergantungan pada impor pangan dan memastikan ketersediaan pangan yang cukup bagi seluruh masyarakat Indonesia.
Dengan target yang jelas dan kerja sama lintas sektor, Indonesia diharapkan dapat menjadi negara yang tidak hanya mandiri, tetapi juga berkontribusi dalam memenuhi kebutuhan pangan global.
Baca juga artikel kesehatan lainnya.