Meta Blokir Media Pemerintah – Meta, perusahaan induk dari Facebook, Instagram, dan WhatsApp, telah mengambil langkah tegas dengan melarang beberapa jaringan media pemerintah Rusia untuk beroperasi di platform media sosialnya. Langkah ini diambil setelah Meta menuduh media pemerintah Rusia menggunakan taktik menipu dalam menjalankan operasi pengaruh yang dirancang untuk menghindari deteksi di platformnya.
Dalam pernyataan yang dikutip dari BBC pada Kamis (19/9/2024), Meta menjelaskan bahwa keputusan untuk melarang media pemerintah Rusia ini dilakukan setelah mempertimbangkan dengan cermat semua aspek. Perusahaan memperluas penegakan hukum terhadap entitas yang terkait dengan pemerintah Rusia sebagai upaya untuk menangkal campur tangan asing di platformnya.
“Russia Today (RT), Rossiya Segodnya, dan entitas terkait lainnya kini dilarang dari aplikasi kami secara global karena aktivitas campur tangan asing,” jelas Meta. Keputusan ini merupakan bagian dari upaya Meta untuk menjaga integritas platformnya dari pengaruh yang dianggap merusak, khususnya yang berasal dari operasi media yang didanai oleh pemerintah Rusia.
Langkah ini memicu perdebatan tentang batasan kebebasan berbicara dan peran perusahaan teknologi besar dalam mengatur konten di platform mereka, terutama terkait dengan aktor negara yang menggunakan media untuk menyebarkan pengaruh politik di ranah digital.
Meta Tingkatkan Sanksi terhadap Media Pemerintah Rusia, Larangan Berlaku dalam Beberapa Hari
Larangan yang diberlakukan oleh Meta terhadap media pemerintah Rusia diperkirakan akan mulai berlaku dalam beberapa hari ke depan. Kedutaan Besar Rusia di Washington, lembaga penyiaran RT (sebelumnya Russia Today), dan pemilik kantor berita Sputnik, Rossiya Segodnya, hingga saat ini belum memberikan tanggapan terhadap permintaan komentar dari BBC.
Media pemerintah Rusia telah lama menjadi sorotan atas dugaan upaya mereka untuk mempengaruhi politik di negara-negara Barat. Meta, sebagai perusahaan induk dari Facebook, Instagram, WhatsApp, dan Threads, kini mengambil langkah lebih jauh dalam menangani isu ini. Larangan tersebut menandai peningkatan sikap tegas Meta terhadap perusahaan media yang dimiliki dan dikendalikan oleh pemerintah Rusia.
Dua tahun lalu, Meta telah mengambil langkah-langkah lebih terbatas untuk membatasi penyebaran konten dari media yang dikendalikan pemerintah Rusia, seperti menghentikan iklan dan membatasi jangkauan konten mereka di platform. Namun, dengan larangan terbaru ini, Meta menunjukkan komitmennya untuk lebih agresif dalam menghadapi potensi campur tangan asing, khususnya dari aktor negara yang menggunakan media untuk menyebarkan pengaruh politik.
Langkah ini tidak hanya berdampak pada RT dan Rossiya Segodnya, tetapi juga menegaskan peran perusahaan teknologi besar dalam melindungi platform mereka dari manipulasi informasi dan menjaga integritas demokrasi di dunia digital.
Tindakan Meta Terhadap Media Pemerintah Rusia Dipicu oleh Perang di Ukraina
Keputusan Meta untuk memblokir media pemerintah Rusia di platformnya merupakan langkah lanjutan setelah pecahnya perang di Ukraina. Meta, bersama platform media sosial lainnya, merespons permintaan dari Uni Eropa, Inggris, dan Ukraina untuk membatasi akses beberapa media pemerintah Rusia di wilayah tersebut, sebagai bagian dari upaya bersama melawan propaganda yang mendukung agresi Rusia.
Awal bulan ini, Amerika Serikat mengungkapkan bahwa lembaga penyiaran pemerintah Rusia, RT, diduga telah membayar sebuah perusahaan di Tennessee sebesar USD 10 juta untuk menciptakan dan mendistribusikan konten kepada penonton di AS dengan pesan-pesan tersembunyi dari pemerintah Rusia. Surat dakwaan menunjukkan bahwa video yang diproduksi sering mempromosikan narasi sayap kanan tentang isu-isu seperti imigrasi, gender, dan ekonomi—semuanya “diedit, diposting, dan disutradarai” oleh dua karyawan RT.
Pekan lalu, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengumumkan sanksi baru terhadap RT, menuduhnya sebagai “tangan de facto aparat intelijen Rusia.” Blinken menjelaskan bahwa RT merupakan bagian dari jaringan media yang didukung Rusia yang secara diam-diam berusaha “merusak demokrasi di Amerika Serikat.” Ia juga menambahkan bahwa RT memiliki hubungan erat dengan intelijen Rusia, termasuk unit yang memiliki kemampuan operasional siber.
RT menanggapi pernyataan Blinken dengan mengklaimnya sebagai “teori konspirasi terbaru AS” melalui unggahan di platform X, menolak tuduhan bahwa mereka adalah alat propaganda Rusia.
Langkah Meta dan pemerintah AS menunjukkan peningkatan tekanan terhadap media yang dianggap berperan dalam menyebarkan informasi yang merugikan demokrasi, terutama di tengah konflik geopolitik yang sedang berlangsung seperti perang di Ukraina.
Baca juga artikel kesehatan lainnya.